Kamis, 30 Juli 2009


Intuisi-intuisi
Grilya malam-malam itu sungguh menakjubkan. Menyapa bintang mengeluti bulan tak sadar membawa sedikit ego dalam buaian sang bayu. Meniup lembut dalam sapamu, memaksa kesadaran membawa nurani. Ekspresi yang tak terukur dengan logika menghancurkan hasrat dalam keagunganmu, setapak demi setapak lantunan bait sang penyair menembus tulang dalam balutan tubuh sang pelukis. Menuntun imaji keluar dari raga yang tak bertuan. Karena englaulah tuan-Nya, tuan dari ketiadaan dan keberadaan dalam porosnya.
Pensil
Ragaku tak kunjung abis walau terbawa aliran waktu. Bercerita lewat jasad yang mematung. Menorehkan lembayung yang merekah dalam lukisan malam. Mengapung dalam sketsa kasar kehidupan dengan guratan yang membakar jiwa menembus sampai raga. Serasa bagian dari potongan cerita yang coba disusun kembali tanpa tangan halus. Kehadiranmu memang adanya.

Tentang hatiku
Ingin rasanya kutemukan tempat itu, tempat yang ramah tanpa marah berbaur gundah. Tempat yang hanya bisa dicapai lewat kompas rusak dan peta tanpa mata angin. Tempat yang penuh dengan kebetulan. Tempat yang penuh dengan chemistry.dan hanya itu yang ku ingat tentang hatiku. Maukah kau mencarinya.

Notes : tiada suka tanpa merasakan duka, tiada keberuntungan tanpa perjuangan
God, are u still there:?
Please,let me know what will happened soon with our further generation… you can even send me sms for the answer, u know my number, right? I am still waitng

RINDU
Mengelus bibir, Menahan dagu
Bermandikan mimpi.
Memandang dalam-dalam tentang
wajah yang tak pernah berlalu
menjadi teman dalam sendiri.
Mataku tertuju pada satu cahaya,
kupeluk dalam-dalam dengan lengkingan tanpa suara,
kutitipkan pada malam tentang kasih yang
selalu kuceritakan pada matahari.
Aku tak pernah merasa tua mengalirkan kasih
dalam sunyi,
mewarnai kesendirian dengan rasa yang sama
berbingkai dan bertangkai menuju tawa mempesona
Terimakasih !
kau bantu aku menterjemahkan malam dan
menyandarkan mimpi
Inilah aku untukmu memapah langkah yang sama
beriringan dengan duri dan cahaya.
BIRU
Waktu yang terus memburu wajah-wajah
gelisah, lelah
Gemuruh patahkan sayap-sayap lunglai
Waktu tak kunjung merayu sayup-sayup rindu,
hari beranjak menua,
asa kian tenggelam di samudra gundah.
Detik-detik yang basah dalam dekapan badai kekal
Tak kunjung ilhamkan goresan-goresan bermakna
Tiga purnama berlalu, bom waktu telah meledak
jatuhkan engsel-engsel gundah penuh karat
Akhirnya asa menepi,
kerumunan keluh kesahpun berlalu
Runcing-runcing pasir tersapu mamiri sepoi-sepoi
Terbelai ombak damai
Menatap biru
Jilati pasir berandai-andai…

INTUISI

Sepi
Tak ada suara
Angin
Gelap
Merintih dan tertawa
Ah..
Itu tak terarah jelas.
Aku rebahkan saja raga ini
Menjemput mimpi-mimpi yang tak terbeli
dan tak berunjung.


Intuisi II
Tak ada lagi gelap
Hanya agin
Hanya jeritan dan lengkingan tanpa suara
Hanya binar-binar yang kegenggam dalam sendiri
Entah kenapa
Wajahmu enggan berlalu dari lamunan
Berbingkai dan bertangkai menuju tawa mempesona
Tolong aku
Yang terbelunggu rindu dan terantai gundah
Bantu aku terjemahkan cinta

By : Rega kasep


MATA HATI, MATA API
Terlau sulit aku melerai antara harap dan kenyataan
hidup menjelang keabadian
Menjemput hadiah terindah dan mengerikan
Akankah mata hati ini mengerti dan bisa memaknai
tentang hal-hal yang setia
dan tak setia
mengisi pundi-pundi hidup
yang ternyata sudah penuh dengan batu-batu tajam
ketika diri ini tersandung
menggenggam kekakuan dan kealfaan
terlempar begitu jauh dari sisi yang menjadi arahmu
Sungguh hidup terlampau singkat kulalui
ketika kupandang besi berkarat menjelma jadi
sebongkah berlian
ingin kuhapus hari-hari lalu yang penuh
dengan gambar-gambar nista dan
laku yang tak kunjung bertepi pada arahmu
Akankah aku, dia dan kamu ada disana
dengan jembatan yang megah menjemput
hadiah terindah
Berpeganglah pada jiwa dan hati.

TIANG MENANTI
Meski kau acuhkan aku disini
menampik salam hangatku untukmu
untuk binar-binar yang selalu terpancar
dari rautmu
Meski rindu ini tak kunjung bertepi
tapi aku akan tetap teguh dalam pelukan waktu
kibarkan gejolak semangat
aku tau ada seuntai benang kasih yang tersulam di hati
dan kini telah hangat menyelimuti
ada keikhlasan di dinding hari yang sendiri
memberikan ketegaran, merambah runcing-runcing hari
menjadi masa panen rindu yang tak kunjung terwakili
di tepi bisik sepi
Aku tak akan menyerah
Dan tak akan pernah mau menyerah
sampai kau kibarkan bendera pada
tiang yang telah kutancapkan
Entah kesalahan dan kebodohan apa
hingga kau memutuskan untuk pergi dari harap
hanya saja, ada seuntai maaf di sini
dengan kasih yang tak terakui.


LONELINESS

I was trapped here
But, I don’t wanna go back
I wanna follow the imagination sailing
Throught the deepest heart I can’t never understand
Is this the feeling that I like
Of the loneliness
that I can’t deny.






LORD OF THE LORDS
Engkau tidak bertempat di ruang yang tinggi dan yang rendah
Engkau tidak berada di bumi dan di langit
Tapi engkau berada dalam hati hamba-hambamu
yang beriman
alangkah indahnya jika kami mencarimu
menghayati ayat-ayat indahmu
tunduk pada kuasamu
dan melaksanakan isyarat-isyaratmu
doa berselimut asa kupanjatkan
syukur kuucap ketika kureguk
nikmatnya kebahagiaan
dan ketika kulihat ratap pengemis meminta
harta yang kau titipkan pada kami
intuisiku berteriak, menjerit dan merintih,
laknat kutuk kanan-kiri
maka taubat kuhaturkan atas kerusakan di bumi
dan kealfaan diri
karena sungguh hidup ini teramat singkat
untuk dilalui dengan hal-hal yang salah
dan tak tentu arah
Arahkanlah kami ke jalan yang benar ya Allah
Penguasa dari segala penguasa.


Intuisi III



Intuisi-intuisi
Grilya malam-malam itu sungguh menakjubkan. Menyapa bintang mengeluti bulan tak sadar membawa sedikit ego dalam buaian sang bayu. Meniup lembut dalam sapamu, memaksa kesadaran membawa nurani. Ekspresi yang tak terukur dengan logika menghancurkan hasrat dalam keagunganmu, setapak demi setapak lantunan bait sang penyair menembus tulang dalam balutan tubuh sang pelukis. Menuntun imaji keluar dari raga yang tak bertuan. Karena englaulah tuan-Nya, tuan dari ketiadaan dan keberadaan dalam porosnya.
Pensil
Ragaku tak kunjung abis walau terbawa aliran waktu. Bercerita lewat jasad yang mematung. Menorehkan lembayung yang merekah dalam lukisan malam. Mengapung dalam sketsa kasar kehidupan dengan guratan yang membakar jiwa menembus sampai raga. Serasa bagian dari potongan cerita yang coba disusun kembali tanpa tangan halus. Kehadiranmu memang adanya.

Tentang hatiku
Imaji yang tak terukur dengan logika dalam grilya malam-malam, kini intuisiku menyatu damai dengan imaji-imaji konyol tapi tenang mengalir dalam ekspresi guratan bait, bercerita dalam buaian malam.
Bersama senyumku pada sketsa kasar kehidupan.
Ingin rasanya kutemukan tempat itu, tempat yang ramah tanpa marah berbaur gundah. Tempat yang hanya bisa dicapai lewat kompas rusak dan peta tanpa mata angin. Tempat yang penuh dengan kebetulan. Tempat yang penuh dengan chemistry.dan hanya itu yang ku ingat tentang hatiku. Maukah kau mencarinya.

Sabtu, 30 Mei 2009

MY PRAY

My Pray,Tonight
Dear God
Send me an
angel
To take me fly
with his wings
Over the hills n mountains
Above the sea n land
Jst flying n flying again
To enter me into a deep sleep
N nothing's worried anymore
Jst smile..the sweetiest smile on earth..

Rabu, 27 Mei 2009

Intuisi II

I WAS TRAPPED HERE BUT I DONT WANNA GO BACK, I WANNA GO

Jumat, 15 Mei 2009

ADAM'S DREAM

ADAM'S DREAM

The sycamores and sidewalks of
His neighborhood were private park
And dark retreat, where he could walk
In congress sweet

With his kind neighbors, sleep and love,
And where their gossip, or nice talk,
Discriminated beast from bird
By proper word:

Adam yawned, and there were cats;
Blinked, and there were antelopes;
Stretched, and everywhere he reached
A mile of meadow bloomed.

He cocked his eye, and fishes leaped
In every brook to praise him;
He rose to walk, and rabbits ran
As couriers to every green
Community to tell of him.

He only glanced at any tree,
Its birds at once began to sing;
He nodded, and the region budded;
He put the bloom on everything.

He was the lord of all the park,
And he was lonely in the dark,
Till Eve came smiling out of his side
To be his bride.

Minggu, 10 Mei 2009

Mimpi-mimpi yang tidak terbeli



INTUISI
Resah yang memburu wajah-wajah gelisah,
gemuruh patahkan sayap-sayap lunglai jatuhkan engsel-engsel gundah penuh karat. Aku terjebak di sini dalam dekapan badai kekal, entahlah....?? Aku hanya ingin kompas rusak yang membawaku pada tempat yang penuh dengan kebetulan, aku ingin bertemu dia, dengan segala kesempurnaan. Mungkin inilah mimpi yang tidak terbeli, aku hanya bisa berimaji dan bermain dengan ilusi-ilusi manja yang enggan berlalu. Bersama hujan, intuisi dan imajiku semakin menyatu berintegrasi dalam satu variabel lamunan, aku tak mampu berbuat banyak hanya saja ada samudra harap dan kesadaran yang bergemuruh di otak membuatku berpikir... inilah hidup dengan segala ketidak-kesempurnaan melengkapi kesempurnaan..
BY: REGA